Thursday, October 19, 2006

lailat al qadr....

saya ingin mengutip ucapan berharga dari seorang ulama iran, ayatullah javadi amoli, beliau mengatakan bahwa ungkapan "malam ini dingin..." adalah salah, karena malam itu adalah satuan waktu, sementara dingin itu sifat yang digunakan untuk sesuatu yang mempunyai derajat suhu atau kondisi udara di suatu tempat, jadi keduanya berasal dari dua entitas yang berbeda dan tidak bisa diterapkan satu sama lainnya. jika perkataan itu "malam di musim dingin itu lebih panjang daripada malam di musim panas" atau "air es lebih dingin daripada air kopi" maka ia menjadi benar.
tetapi ayat Tuhan yang mengatakan bahwa "malam lailat al qadr lebih baik dari 1000 bulan" apakah secara logika tidak benar? sementara ia adalah perkataan Tuhan, tidak mungkin ia salah karena Tuhan sendiri lah yang menciptakan akal dan aturan2nya utk berpikir benar atau logika yang kita kenal itu.
kemungkinan yang tersisa adalah perkataan itu hakikatnya adalah benar tetapi kita tidak tahu bagaimana mengetahui kebenarannya, sementara ini.
sudah di singgung di atas bahwasanya malam itu adalah satuan waktu yg hanya bisa di sifati dengan lama, sebentar, atau panjang, pendek waktu, tapi Tuhan mensifati malam itu dengan baik. sementara sifat mulia ini biasa diterapkan pada perbuatan2 makhluk yang berakal yaitu manusia, seprti misalnya "si dudung datang dan menolong cecep yg terpeleset, si dudung telah melakukan perbuatan yang baik".
lantas apa maksud perkataan Tuhan pada ayat tersebut?
[berlanjut]

hizbullah...

Manuver Kekuatan Bersejarah Rakyat Libanon; Nasrullah Memprakarsai Perubahan Baru di Kawasan

"Kekuatan kami tidak ditentukan oleh senjata-senjata kami, tetapi oleh rakyat dan nenek tua yang dengan berani tetap berdiri di samping bekas reruntuhan rumahnya untuk menunjukkan perlawanannya". ( Sayyid Hasan Nasrullah)

Perayaan kemenangan rakyat Libanon yan digelar Jum’at 22 September 2006 merupakan perayaan terbesar dalam sejarah Libanon. Hari itu ribuan orang datang dan berkumpul mendengarkan pesan-pesan dari pidato Sayyid Hasan Nasrullah. Mungkin dapat kita simpulkan bahwa perayaan kemenangan ini adalah sebagai sebuah embrio bagi terciptanya Timur Tengah baru menurut tafsiran dan gaya Hisbullah.
Dalam pembukaan pidatonya kali ini Hasan Nasrullah setelah mengucapkan syukur dan pujian kepada Tuhan, beliau mengkhususkan objek pembicaraannya pada sebuah masalah yang dia anggap prinsip, yaitu rasa simpati dan bela sungkawanya terhadap rakyat tertindas Palestina dan jalur Gaza.
Beliau mengatakan bahwa saat ini tidak ada alasan lagi bagi masyarakat dan negara-negara Arab untuk berdiam diri, beliau menunjukkan bahwa dengan melihat hasil-hasil dari perang Libanon kali ini, Israel pun ternyata tidak kebal dari kekalahan, dan menyeru masyarakat Arab untuk segera menentukan tugasnya secara menyeluruh dalam menghadapi Israel.
Sayyid Hasan Nasrullah juga menyinggung tentang masalah-masalah pokok seperti perlucutan senjata Hisbullah, menurut beliau jika Libanon sudah mencapai kondisi yang betul-betul aman, pasti dan tanpa kesulitan yang berarti perlucutan itu akan segera terlaksana. Beliau juga mengingatkan tentang masalah pembebasan dua tentara Israel yang di sandera Hisbullah, beliau mengatakan bahwa sama halnya seperti yang telah beliau tunjukkan dalam perang, bahwa kalaupun seluruh dunia memobilisasi kekuatannya untuk menyerang Hisbullah, mereka tidak akan bisa membebaskan kedua tawanan tersebut kecuali dengan jalan negosiasi dan pembebasan serta pengembalian tawanan-tawanan Libanon ke rumah-rumah mereka terlebih dahulu.
Nasrullah dalam pidatonya juga menyoroti kondisi dalam negeri Libanon dan memperingatkan mereka yang memecah belah bangsa serta orang-orang yang mengeluarkan isu tentang perlucutan senjata Hisbullah. Beliau berkata: kalian rakyat dan pejuang-pejuang Libanon, dengan kehadiran kalian di acara perayaan kemenangan ini, sekali lagi telah kalian buktikan keberanian dan kesiapan kalian.
Beliau menambahkan: bahwa kemenangan perlawanan Islam Libanon dapat tercapai adalah berkat bantuan dan pertolongan Tuhan dan juga berkat kebersamaan kalian rakyat Libanon yang berani dan perkasa.
Beliau mengatakan bahwa sebelum acara perayaan kemenangan besar ini terlaksana, sejumlah banyak musuh-musuh dalam dan luar negeri melancarkan perang urat syaraf demi menggagalkan pelaksanaan acara perayaan kemenangan rakyat ini, beliau berkata: mereka sangat bekerja keras supaya pada hari ini tidak juga kalian hadir di sini, tidak juga saya.
Tetapi hari ini rakyat Libanon baik yang berjalan kaki maupun yang mengendarai kendaraan dari tempat-tempat yang jauh maupun dekat, utara maupun selatan dan juga dari kamp-kamp penampungan Palestina, semuanya dapat hadir di tempat ini, sehingga jawaban yang kokoh mampu kalian berikan kepada mereka, dan kalian katakan bahwa kemenangan adalah milik kita dan tidak ada yang lebih layak untuk merayakan kemenangan ini selain daripada rakyat Libanon.
Beliau menambahkan: saya sangat berterimakasih kepada semua yang telah datang baik itu dari utara maupun selatan Libanon, kamp-kamp penampungan Palestina, dari Bahrain, Qatar, Kuwait, Palestina, Suriah, Iran dan juga yang datang dari negara-negara lain, dan salam saya bagi seluruh keluarga-keluarga Syuhada Libanon dan keluarga-keluarga lain dari bangsa yang besar ini, yang selalu bersabar dalam menghadapi kesulitan-kesulitan, dan yang hari ini telah menyampaikan kita sampai pada kemenangan ini.
Beliau berkata: hari ini kita merayakan satu kemenangan, kemenangan yang harus dicatat sebagai kemenangan strategis dan penting. Tapi mengenai bagaimana perlawanan Islam Libanon yang hanya dengan memiliki beberapa ribu jumlah pasukan saja, dapat bertahan dan melakukan perlawanan dalam menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di wilayah Timur Tengah serta yang merupakan pasukan terlengkap di dunia, dan itu pun selama 33 hari bertahan dan melawan, perlu kepada satu pembahasan khusus yang lain lagi.
Saya katakan kepada anda rahasia perlawanan ini, perlawanan yang mampu menggetarkan tubuh-tubuh pasukan terbaik Israel yang kemudian seperti tikus lari dari medan perang, perlawanan yang mampu merubah tank-tank Israel menjadi kuburan-kuburan, perlawanan yang mampu mengusir kapal-kapal perang Israel dari perairan Libanon, rahasiannya tidak lain hanyalah pertolongan Tuhan dan peralwanan rakyat Libanon.
Beliau menambahkan: perlawanan Islam Libanon berkat pertolongan Tuhan, pengalaman para pasukan, manajemen yang terorganisir dengan baik, keyakinan tentang jihad, pelajaran-pelajaran khusus dan persenjataan yang ada, dalam perang ini mampu merebut kemenangannya. Menurut keyakinan saya pengalaman perlawanan Islam Libanon ini harus dapat tersebar ke seantero dunia.
Beliau juga mengatakan bahwa perlawanan Islam Libanon ini bukanlah suatu perlawanan yang tidak teroganisir, justru ia adalah perlawanan yang sangat terorganisir dan dipersenjatai, yang dengan berlandaskan keyakinan, kehendak dan pertolongan rakyat, perlawanan ini mampu mewujudkan semua mukjizat yang telah dicapainya sekarang ini.
Dengan alasan inilah perlawanan Islam Libanon mampu memenangkan peperangan ini, dimana ada rakyat seperti kalian yang selalu berdiri di belakangnya. Rakyat yang hari ini dengan segala ancaman dan perang-perang urat syaraf yang dilancarkan hadir di tempat ini, dan sekali lagi menunjukkan kemenangannya kepada dunia. Keberanian rakyat seperti kalianlah yang di masa-masa perang, mengantarkan perlawanan Islam Libanon sampai kepada kemenangan.
Beliau menegaskan bahwa pada masa perang banyak dari musuh-musuh dalam dan luar negeri yang mempunyai keyakinan bahwa jika mereka dapat menghancurkan dan memporakporandakan rakyat Libanon maka keyakinan mereka terhadap perlawanan Islam akan hilang dan bantuan yang telah diberikan kepadanya akan mereka tarik kembali, untuk kemudian musuh-musuh ini beranggapan bahwa setelah itu rakyat dapat dijadikan alat untuk menekan perlawanan Islam Libanon, tetapi musuh-musuh ini buta dan salah dalam memprediksikan situasi, karena rakyat Libanon dalam kondisi yang sesulit apapun tetap melanjutkan dukungannya terhadap perlawanan Islam dan tetap menjaga kemuliaan dan harga diri mereka serta mempertahankan dan menuntut atas setiap jengkal tanah negaranya.
Beliau melanjutkan: beberapa waktu yang lalu sebagian dari petinggi-petinggi Amerika di atas podium-podium mereka mengumumkan bahwa telah sampai berita yang menggembirakan kepada mereka dari Libanon yang isinya menyatakan bahwa kekuatan perlawanan Islam Libanon telah melemah dan sedang di ambang perpecahan, tetapi kalian rakyat yang mulia yang terdiri dari bangsa-bangsa, suku-suku dan partai-partai yang berbeda dan yang sedang merayakan kemenangan ini, dapat memberikan jawaban yang jitu kepada musuh besar ini dan kalian katakan bahwa semua berita-berita yang mereka terima tersebut tidak lebih dari kebohongan belaka, dan pertimbangan-pertimbangan Gedung Putih tidak boleh disandarkan pada berita-berita bohong tersebut.
Sayyid Hasan Nasrullah menambahkan bahwa perang ini adalah perangnya Amerika dan yang mengkoordinasikannya pun adalah mereka, dilakukan dengan senjata-senjata mereka. Namun yang menghentikan peperangan ini adalah kekuatan dan kemenangan perlawanan Islam Libanon bukan Amerika atau Israel atau negara-negara mediator lainnya.
Beliau menegaskan: Amerikalah yang semenjak awal mengatur terjadinya perang ini dan sampai minggu ke empat terjadinya peperangan ini tetap menuntut supaya perang terus berlangsung, tetapi setelah melihat kemampuan dan kekuatan perang serta mental pasukan Israel betul-betul sudah berada di titik kehancuran, Amerika dengan maksud untuk menyelamatkan Israel mulai memasuki medan perang dan berusaha keras untuk menghentikan peperangan ini, tapi jika seandainya pernyataan saya ini salah, dan jika Amerika memiliki sedikit saja belas kasihan terhadap rakyat Libanon dan anak-anak kecil serta wanita-wanita negara ini, meraka sebenarnya sangat mampu untuk sejak awal menghentikan peperangan ini, tapi tidak mereka lakukan.
Beliau menambahkan: sangat disesalkan sekarang ini sebagian dari partai-partai yang ada di Libanon dengan kurang ajar mengumumkan bahwa Amerikalah yang telah menghentikan perang ini, tetapi kenyataannya tidak seperti itu. Kekuatan perlawanan Islam sajalah dan anak-anak kalian yang dengan sabar dan dengan kekokohan serta kemampuannya dalam mewujudkan "mukjizat" lah yang mampu menghentikan peperangan ini. Rakyat Libanonlah yang sebenarnya memiliki paling banyak sumbangsih dalam kemenangan ini, adalah rakyat yang merangkul dan melindungi kekuatan-kekuatan perlawanan Islam, baik itu di dalam mesjid-mesjid, sekolah-sekolah maupun di gereja-gereja, dan hari ini yang paling berhak untuk berbicara tentang kemenangan hanyalah rakyat yang murah hati ini.
Beliau menambahkan: selamat bagi orang-orang yang hari ini merasa bahwa rencana- rencana dan tujuan-tujuannya telah terlaksana, dan juga bagi mereka yang merasakan kemenangan dalam perang ini, tapi bagi mereka yang merasa bahwa rencana-rencana dan tujuan-tujuannya tidak tercapai dan telah melakukan pekerjaan yang sia-sia, di perang ini akan merasakan kekalahan. Saya katakan kepada anda, hari ini rakyat Libanon, Palestina dan umat Islam serta seluruh kaum tertindas di muka bumi ini telah meraih kemenangannya, dan sekali lagi akan saya ulangi kata-kata saya yang telah saya sampaikan pada hari kemenangan rakyat Libanon di Bint al Jubail tahun 2000 yang lalu, saya katakan bahwa kemenangan kami dalam perang ini adalah kemenangan yang hakiki dari seluruh rakyat Libanon, masa-masa kekalahan telah berakhir, sekarang telah dimulai langkah baru, langkah-langkah untuk pencapaian kemenangan-kemenangan.
Beliau juga menyindir partai-partai yang ada di Libanon dengan berkata : kemenangan ini adalah satu kemenangan yang nyata, bersejarah dan besar, janganlah kita tempatkan kemenangan dan seluruh hasil-hasil besarnya ini -dengan segala kemelut politik dan perang kata-kata yang ada- pada tempat yang tertutup.
Beliau juga menambahkan: hari ini perlawanan Islam telah melumpuhkan seluruh dalih dan alasan yang muncul dari negara-negara di kawasan Timur Tengah dan dunia, sehingga tidak ada seorang pun yang mempunyai alasan untuk mengatakan "kami tidak mampu menghadapi tentara-tentara "mitos" Israel" atau "persenjataan kami tidak cukup lengkap untuk menghadapi Israel".
Beliau menambahkan: Condoleeza Rice di awal perang Libanon berbicara tentang terciptanya Timur Tengah baru, tapi hari ini "anak haram" itu telah gagal, karena dia adalah anak haram, yang untuk mempertahankan eksistensinya saja ia tidak mampu.
Sayyid Hasan Nasrullah berkata: pertahanan dan perlawanan kami dalam perang dengan Israel ini telah mempermalukan Amerika, dan telah meningkatkan intensitas permusuhan dunia atas negara ini, juga mampu meningkatkan kewaspadaan dan kebangkitan dunia atas hegemoni negera ini terhadap dunia.
Hasil dari kemenangan perlawanan Islam Libanon hari ini adalah terciptanya sebuah kondisi dimana setiap orang Arab dan orang Islam secara bebas dan leluasa dapat berbicara apa saja tentang Israel dan Amerika dan seorang terhormat seperti Chavez pun dengan leluasa di forum PBB berbicara dan mengutuk kekuatan dan politik Amerika.
Beliau menambahkan: di akhir-akhir pada tahun 2000 telah kami tunjukkan kepada dunia sebuah contoh dan teladan tentang kemenangan, dan kali pun di tahun 2006 di akhir-akhir perang ini kami tunjukkan kepada dunia contoh dan keteladanan tentang perlawanan dan tekad yang keras, sehingga kemudian tidak ada lagi satupun dari pemimpin-pemimpin negara di kawasan ini serta masyarakat-masayarakatnya yang memiliki alasan untuk tidak dapat berhadapan dengan musuh yang tiran ini.
Sayyid Hasan Nasrullah dengan menyindir delegasi Persatuan Negara-negara Arab yang diberangkatkan ke DK PBB dengan tujuan untuk membahas tentang perdamaian dan usaha untuk menemukan jalan keluar bagi krisis yang terjadi di kawasan Timur Tengah selama ini, berkata: bagaimana mungkin mereka dapat menghadapi Israel dan mampu menciptakan perdamaian serta menemukan jalan keluar atas krisis ini, sementara mereka sendiri tidak mau untuk mengeluarkan sepeser pun kekayaannya untuk kemerdekaan Libanon, Palestina, Masjid al Aqsha, Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Bagaimana mungkin mereka dapat mencapai perdamaian dan menemukan jalan keluar yang adil atas krisis ini, sementara mereka sendiri tidak mau menggunakan "senjata minyaknya" untuk menghadapi musuh. Gerombolan ini (Persatuan Negara-negara Arab) tidak bersedia untuk melakukan perlawanan, juga tidak bersedia untuk mempergunakan minyaknya sebagai senjata, mereka juga bahkan tidak bersedia untuk menolong masyarakat Palestina. Lantas bagaimana mungkin mereka ingin menuntut penyelesaian damai yang berkelanjutan atas kasus dan krisis ini kepada DK PBB?
Beliau menuding Persatuan Negara-negara Arab serta para pemimpinnya dengan berkata: hari ini musuh, yaitu Israel memandang rakyat Libanon dan Perlawanan Islam dengan pandangan yang penuh hormat, tapi apakah mereka mengakui keabsahan kelompok ini?
Beliau menambahkan: negara-negara ini berdalih dan berkata "kami adalah negara-negara yang lemah, dan tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi Israel", tapi hari ini negara Libanon tidak menyisakan sedikitpun alasan bagi mereka untuk tidak melawan. Kenyataannya adalah hari ini pasukan-pasukan Arab dan pasukan-pasukan Islam bukan hanya mampu untuk menghadapi Israel, tetapi lebih dari itu mereka mampu untuk membebaskan Palestina mulai dari Masjid al Aqsha sampai Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Beliau menegaskan: suatu masa ketika seseorang diantara masyarakat dan diantara hak-haknya membandingkan kekuatannya dengan yang lainnya, adalah wajar ketika menganggap bahwa singgasana kekuatannya lebih hebat dari yg dipunyai masyarakat. Hal ini tepat seperti apa yang telah dilakukan oleh pemimpin-pemimpin negara Arab, tetapi Perlawanan Islam Libanon lebih mengutamakan kemuliaan dan kehormatan rakyatnya daripada keinginan-keinginan dan tujuan-tujuan lainnya, sehingga pada akhirnya pada hari ini dengan keyakinan yang kokoh ini rakyat Libanon mampu memporak-porandakan mitos "Israel yang tidak terkalahkan" itu.
Kekalahan Israel ini semakin jelas ketika hari ini dan beberapa waktu yang lalu, koran Yudiut Aharunut mengumumkan hasil-hasil dari sebuah polling pengumpulan pendapat yang menyatakan hanya sekitar 70% masyarakat Israel yang percaya bahwa Ehud Elmert layak di posisi perdana menteri di negara ini. Hal ini tidak lain adalah sebuah sindiran kepada kemenangan Perlawanan Islam Libanon dalam perang menghadapi Israel.
Beliau berkata: suatu masa dengan terhormat pernyataan ini terlontar "jika setiap orang Libanon menuangkan satu ember air saja ke Israel, niscaya ia akan tenggelam". Tapi yang sangat disesalkan adalah negara-negara Arab untuk menghadapi musuh despotik semacam ini apa yang telah dilakukannya?
Sayyid Hasan Nasrullah menambahkan: hari ini kesakitan, kesedihan dan seluruh kesusahan kita ada di Palestina, ada di Jenin, di Masjid al Aqsha dan kamp-kamp orang Palestina yang setiap hari selalu menjadi sasaran penyerangan rejim ini, anak-anak kecil dan remaja-remaja Palestina setiap hari menjemput ajalnya. Sampai kapan kita harus bersabar atas skandal pembunuhan ini, dimana pada saat yang sama anak-anak kecil, remaja-remaja, wanita-wanita, orang-orang tua dan orang-orang terpelajar Palestina mampu dengan tangan kosong menciptakan keajaiban dalam menghadapi Israel. Kenapa pasukan-pasukan Arab tidak diperbolehkan membantu rakyat Palestina baik itu bantuan dana, semangat ataupun persenjataan?
Tetapi berbicara tentang Irak, harus saya katakan bahwa kita harus melihat negara ini sebagai sebuah teladan. Orang-orang Amerika sejak dulu mempunyai rencana bahwa setelah selesai memenangkan perang Irak, hal yang sama akan diterapkan juga di Libanon, tetapi dengan bantuan Tuhan ternyata kami yang memenangkan perang ini.
Beliau menegaskan: Libanon untuk memenangkan perang ini menyumbangkan ratusan pejuang yang gugur syahid, dan Palang Merah, tentara, pertahanan kota dan partai-partai politik kerakyatandalam perang ini masing-masing telah menyumbangkan bantuannya, menyumbangkan pejuang yang gugur syahid, tetapi untuk apa? Untuk supaya rakyat Libanon memenangkan perang ini. Sekarang jika kita ingin menengok Irak, kita dapat melihat ratusan orang Irak setiap bulannya mati dalam sebuah peperangan yang sia-sia dan tanpa hasil. Perang yang berjalan tanpa tujuan ini nyata-nyata dipelopori dan dikomandoi Amerika dan Mossad Israel.
Beliau menambahkan: Perlawanan Islam Libanon, bertolak berlakang dengan pendapat para petinggi dalam dan luar negeri negara ini, yang mengatakan bahwa gerakan ini telah menciptakan perang saudara di dalam negeri Libanon sendiri, justeru telah menyelamatkan Libanon dari perang-perang saudara ini.
Pemimpin Hisbullah Libanon ini pun menyampaikan pesan-pesannya kepada rakyat Irak dan berkata: pesan saya kepada rakyat Irak supaya dapat keluar dari krisis yang ada sekarang ini adalah kalian harus selalu waspada dan peka terhadap masalah-masalah politik, jangan sampai masuk jebakan musuh dan jadikanlah perlawanan sebagai pegangan untuk menghadapi konspirasi-konspirasi musuh.
Beliau menambahkan: hari ini saya sampaikan kepada orang-orang yang telah mengumandangkan pembagian wilayah Libanon dan perang saudara, bahwa siapa saja yang berbicara tentang pembagian wilayah Libanon atau berbicara tentang perubahan negara Libanon menjadi negara federal, ia sebenarnya bukan Libanon, tetapi orang Israel, dan hanya mengulang-ulang perkataan musuh saja, dan sebenarnya sedang merencanakan pencapaian tujuan-tujuan yang diinginkan musuh.
Sejak awal, takdir kami orang-orang Libanon telah ditentukan, bahwa kami harus hidup bersama, berdampingan dan sejajar dengan yang lainnya dan kami sebagai sebuah negara yang bersatu menentang segala pernyataan tentang pembagian wilayah Libanon.
Beliau menambahkan: satu-satunya cara dan solusi yang ada untuk menyelesaikan pelbagai krisis dalam negeri, termasuk krisis politik Libanon adalah dengan terbentuknya sebuah pemerintahan yang kuat. Sebuah kekuatan yang mampu membela hak-hak rakyatnya dan dengan kekuatan penuh mampu menghadapi serangan-serangan beruntun tentara-tentara Israel, sebuah pemerintahan yang jauh dari konspirasi-konspirasi politik dan kerusakan-kerusakan moral dan struktural.
Sayyid Hasan Nasrullah dengan menunjuk kepada protes-protes yang dilakukan oleh sebagian partai-partai dalam negeri juga oleh pihak-pihak luar seperti Amerika dan Israel tentang perlucutan senjata Hisbullah berkata: bukankah lebih baik apabila dalam menyelesaikan setiap masalah, kita kembali pada akar masalahnya, dan masalah tersebut kita selesaikan dari akarnya. Jika kita ingin bersikap logis dalam menyelesaikan masalah ini, kita lihat bahwa Hisbullah terbentuk karena penyerangan-penyerangan yang terus-menerus dilakukan Israel atas Libanon dan karena disanderanya banyak warga Libanon oleh Israel.
Beliau menegaskan: kami tidak pernah mengatakan bahwa senjata-senjata Hisbullah itu abadi, dan memang sama sekali tidak logis jika senjata-senjata itu selamanya berada di tangan Hisbullah, suatu ketika masalah ini harus berakhir. Oleh karena itu jika kita ingin menyelesaikan masalah ini, sebab-sebab yang menimbulkan masalah tersebutlah yang harus kita sembuhkan, dan cara penyembuhannya tidak lain adalah dengan cara mewujudkan sebuah pemerintahan yang kuat dan kompeten di Libanon, cara lain selain cara ini tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebuah pemerintahan yang mampu membela tanah airnya sendiri dalam menghadapi penyerangan-penyerangan yang dilakukan Israel, sebuah pemerintahan yang mampu memberikan kepercayaan kepada masyarakatnya bahwa ia mampu melindungi keamanan rakyat Libanon dari musuh-musuh tiran semacam Israel. Pada kondisi seperti inilah tidak diperlukan lagi senjata-senjata Hisbullah dan tidak diperlukan lagi negosiasi, bahkan menurut saya pada waktu itu bukan perlucutan senjata Hisbullah tapi penyerahan senjata Hisbullah.
Beliau melanjutkan: jika kita dengan kondisi dan situasi hari ini ingin berbicara tentang perlucutan senjata Hisbullah dengan mengumpulkan senjata-senjatanya, pada kenyataannya ini sama saja dengan menyerahkan negara Libanon yang dengan kondisi tangan terikat kepada Israel, untuk kemudian rejim ini dengan leluasa seperti apa yang mereka inginkan dan kapan saja mereka mau, melakukan penyerangan-penyerangan ke tanah Libanon dan mereka akan membunuhi tokoh-tokoh politik dan agamawan negara ini atau menjadikannya sasaran tembak. Demi Tuhan saya bersumpah saya tidak akan pernah menjerumuskan diri kami sendiri pada sesuatu yang hina dina semacam itu.
Beliau menambahkan: kepada semua orang yang telah bertaruh untuk melemahkan Perlawanan Islam Libanon dan untuk menghancurkan perlawanan ini, harus saya katakan kepada mereka pertaruhan yang mereka lakukan sejak saat ini dan detik ini adalah pertaruhan yang kalah. Orang-orang yang ingin mengacaukan kekuatan Hisbullah dengan cara membuat berbagai konspirasi politik dan perang urat syaraf, dan orang-orang yang ingin secara paksa berhubungan dengan Hisbullah dan kemudian melucuti persenjataannya, semestinya mereka mendengarkan apa yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri dan Menteri Perang Israel yang mengumumkan bahwa tidak ada satu pasukan pun di dunia ini yang mampu memecah belah dan melucuti persenjataan Hisbullah. Saya katakan kepada mereka, partai-partai politik dalam negeri Libanon, bahwasanya tidak ada satu pasukan pun yang mampu merebut senjata-senjata kami dari tangan kami. Selama rakyat Libanon masih memberikan kepercayaannya kepada Perlawanan Islam, tidak ada seorang pun yang mampu memaksa kami untuk menyerahkan diri.
Ketua Hisbullah Libanon ini melanjutkan pidatonya: setiap orang yang berbicara tentang perlucutan senjata Hisbullah berarti ia telah berkhianat, dan saya yang sedang dalam kondisi menunggu mati syahid di akhir jalan nanti ini, sampai kapanpun tidak bersedia untuk melakukan pengkhianatan semacam ini terhadap rakyat dan Perlawanan Islam Libanon.
Beliau menambahkan: hari ini Libanon bukan lagi sebagai sebuah negara kecil di kawasan Timur Tengah, tetapi ia adalah sebuah kekuatan besar dan begitu banyak kaum tertindas di muka bumi ini yang membanggakan kekuatan besar ini, seperti masyarakat Islam dan Arab, dan mereka begitu terkesima memandangnya. Sekali lagi kami katakan, kami tidak berencana untuk terus menyimpan persenjataan kami, tetapi senjata-senjata itulah yang kami gunakan untuk melindungi setiap jengkal tanah negara ini dari musuh. Senjata-senjata Hisbullah bukan hanya milik orang-orang Syi’ah, ia juga milik orang-orang Suni, Kristen dan Druzi yang ada di Libanon. Senjata-senjata ini adalah milik seluruh rakyat Libanon, dan senjata-senjata ini menginginkan kemuliaan dan kehormatan bagi rakyat Libanon.
Beliau menegaskan: solusi kami untuk menyelesaikan krisis dan pertikaian ini adalah dengan terbentuknya sebuah pemerintahan yang besar dan kuat di Libanon. Hari ini kita sedang berhadapan dengan sebuah krisis politik dalam negeri kita sendiri, ini jelas-jelas adalah krisis politik dan bukan krisis agama, bertentangan dengan yang telah digembar gemborkan. Hari ini kita mau tidak mau harus berhadapan dengan pertentangan-pertentangan politik semacam ini, dan kita harus segera menyudahinya secara realistis.
Beliau menegaskan: di ahri yang besar ini dimana rakyat Libanon sedang merayakannya, kepada kalian saya katakan jangan izinkan seorang pun untuk sampai memanfaatkan pertentangan-pertentangan dan gap-gap politk ini untuk kemudian merubahnya menjadi pertentangan-pertentangan agama dan suku.
Beliau berkata: solusi mendasar seperti yang telah saya katakan dan seringkali saya ulang-ulang dan sekali lagi saya pun akan mengulangnya, yaitu terbentuknya sebuah pemerintahan rakyat bersatu. Mari kita berdiri untuk bersama-sama membantu Libanon.
Beliau menambahkan: dengan segala hormat saya terhadap pemerintahan yang ada sekarang, saya umumkan bahwasanya pemerintahan ini selain tidak mampu melindungi rakyatnya sendiri juga tidak mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam negerinya sendiri, dan pada akhirnya dia tidak memiliki sedikitpun kompetensi untuk mengurus negara.
Beliau berkata: hari ini saya datang ke tempat ini tidak untuk membaca syair-syair, saya datang untuk mengumumkan program-program kami pasca perang yang sebenarnya, yang pada kenyataannya adalah rencana kedua kami pasca perang, yaitu pertama, memasuki proses pemilihan yang adil, dan kedua, proses terbentuknya sebuah pemerintahan rakyat yang kuat sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di Libanon.
Sayyid Hasan Nasrullah dengan menyinggung masalah perlawanan Islam Libanon dan pernyataan sebagian petinggi-petinggi Amerika, Israel dan sebagian dari partai-partai politik Libanon berkenaan dengan dengan melemahnya perlawanan Islam Libanon berkata: kami baru saja keluar dari perang 34 hari dengan Israel, tapi tidak seorangpun boleh melupakan bahwa Hisbullah Libanon telah mempersiapkan dirinya untuk sebuah perang yang lebih lama dari itu.
Beliau menambahkan: pernyataan saya kepada negara-negara musuh dan kepada sebagian partai-partai politik dalam negeri Libanon adalah perlawanan Islam Libanon hari ini dan saat ini mengumumkan bahwa dirinya lebih kuat, lebih lengkap dan lebih terorganisir dari yang lalu, dan selalu siap siaga untuk membalas setiap serangan yang dilakukan.
Beliau melanjutkan: jika musuh berkhayal bahwa roket-roket Hisbullah telah menipis jumlahnya, ketahuilah sesungguhnya mereka itu tidak melakukan pengumpulan data yang tepat berkenaan dengan jumlah roket-roket Hisbullah. Roket-roket Hisbullahtidak berjumlah 13 atau 14 ribu roket, tetapi lebih dari 20 ribu roket, hal ini saya katakan untuk memberikan informasi kepada musuh mengenai roket-roket Hisbullah.
Beliau menambahkan: perlu kiranya saya singgung pula beberapa permasalahan pokok penting yang lain di sini, permasalahan pertama adalah tentang tawanan-tawanan perang Libanon. Dulu saya berjanji kepada kalian dengan beratwakal kepada Tuhan dan dengan bantuan Nya, dan dengan kemampuan-kemampuan yang dimiliki tentara-tentara perlawanan Islam, tawanan-tawanan Libanon tersebut akan saya bebaskan dari penjara-penjara Israel, dan hari ini pun saya tetap pada janji saya itu.
Beliau menegaskan: pada waktu kedua tentara Israel itu berhasil kita tawan, kami telah katakan bahwa kalaupun seandainya dunia jungkir balik, mereka tidak akan kami lepaskan, kecuali jika dilakukan pertukaran antara kedua tawanan Israel itu dengan tawanan-tawanan Libanon dan kemudian membebaskannya. Hari ini pun saya ulangi perkataan saya sekali lagi, kalaupun seluruh dunia datang dan melakukan konfrontasi dengan kami, sampai kapanpun tidak akan kami lepaskan kedua tawanan tersebut kecuali dengan pembebasan tawanan-tawanan kami. Permasalah pokok penting lainnya adalah tentang wilayah pertanian Sha’ba dan Kafrshuba, hari ini saya katakan kepada kalian juga dengan bantuan Tuhan, wilayah-wilayah ini sedang dalam proses pembebasan dan sedang dalam kondisi terlepas dari tangan musuh.
Beliau berkata: pada masa perang 34 hari yang lalu, Amerika untuk membantu mengeluarkan Israel dari medan perang siap untuk menganggarkan berapapun biaya yang dibutuhkan. Pada waktu itu untuk menghentikan perang Amerika berjanji akan mengembalikan wilayah pertanian Sha’ba kepada orang-orang Libanon, tetapi seperti biasanya janji-janji Amerika selalu tidak dapat dipercaya.
Beliau melanjutkan: belum lama setelah pernyataan ini terlontar, politikus-politikus dan pejabat-pejabat Gedung Putih Pemerintahan Amerika mengumumkan bahwa kami tidak bisa menyerahkan wilayah pertanian Sha’ba ini kepada pemerintah Libanon, karena jika hal itu kami lakukan, sama halnya kami memberikan kemenangan dan prestasi bagi Hisbullah Libanon. Kami katakan kepada Amerika, silahkan kalian serahkan wilayah pertanian Sha’ba itu kepada siapa saja orang Libanon yang kalian tunjuk dan inginkan, dan silahkan kalian catat kemenangan ini atas nama siapa saja yang kalian kehendaki, tapi kembalikan wilayah pertanian Sha’ba kepada kami.
Beliau dengan menyinggung penyerangan-penyerangan yang dilakukan Israel terhadap Libanon berkata: kami sampai hari ini tetap bersabar dan tidak membalas penyerangan-penyerangan Israel yang baru-baru ini dilakukan lagi, dan kami berusaha sekuat tenaga kami untuk tidak sampai melanggar resolusi yang tidak syah 1701 DK PBB itu, karena jika Hisbullah Libanon sampai melanggar isi resolusi itu sedikit saja niscaya dunia ini akan mengalami kerusakan. Tetapi sabar dan toleransi kami pun ada batasnya, dan jika sabar dan toleransi kami sudah mencapai batas akhirnya, pasti akan segera kami balas serangan-serangan itu.
Beliau menyindir pemerintahan Libanon dan berkata: jika tidak mampu melaksanakan tugas untuk melindungi rakyatnya sendiri, rakyat Libanon sendiri siap untuk mengambil alih pelaksanaan tugas ini.
Beliau menambahkan: pasukan Libanon dengan tujuan untuk melindungi rakyat Libanon dan untuk mencegah terjadinya serangan-serangan musuh, datang ke wilayah ini (Libanon Selatan) tapi kita lihat sendiri setiap hari sejumlah warga Libanon diculik atau ditawan. Pada akhirnya posisi negara dalam masalah ini dimana?
Pemerintahan Libanon jika ingin memanfaatkan pasukannya sekedar sebagai pengamat yang mencatat berapa jumlah penyerangan yang dilakuakan Israel, saja katakan kepada kami. Karena tugas sebenarnya pasuka Libanon adalah berhadapan dan menghentikan penyerangan-penyerangan Israel, bukan untuk tugas-tugas yang lain.
Beliau juga mengatakan: permasalah pokok penting lain yang juga harus diperhatikan adalah tentang kekuatan-kekuatan UNFL. Kami sejak lama telah menunggu kedatangan kekuatan-kekuatan semacam ini, tetapi seperti yang telah diketahui semua orang bahwa tugas mereka adalah untuk membantu pasukan Libanon, bukan untuk memata-matai Hisbullah Libanon.
Beliau dengan nada mengancam UNFL berkata: sebagian berita-berita yang muncul mengatakan bahwa sebagian kelompok dan partai politik sedang mempersiapkan diri untuk memanfaatkan kekuatan-kekuatan ini (UNFL), tapi kami katakan kepada mereka bahwa kekuatan-kekuatan ini masuk ke wilayah Libanon untuk membantu pasukan Libanon dan tidak memiliki izin untuk mencampuri urusan dalam negeri Libanon.
Sayyid Hasan Nasrullah dengan menyindir sebagian partai-partai politik dalam negeri Libanon berkata: sangat disesalkan bahwa penghinaan yang dilakukan partai-partai ini sudah sampai pada tingkat dimana kami tidak mungkin untuk tidak membalasnya. Petinggi-petinggi partai-partai ini mengatakan bahwa alasan Hisbullah memasuki medan perang adalah untuk menyingkirkan kasus nuklir Iran dan kasus Suriah dari meja DK PBB. Apakah ada penghinaan yang lebih besar daripada penghinaan ini, yang pada dasarnya ditujukan kepada anak-anak perlawanan Islam Libanon, yang telah memberikan darah dan gubuk-gubuknya untuk melindungi tanah air Libanon?
Sayyid Hasan Nasrullah berkata: sebagian partai-partai politik ini mengatakan bahwa para pendukung Hisbullah adalah pendukung yang tidak punya akal dan selalu membuat kerusuhan. Kita tidak bisa menutup mata lagi atas penghinaan semacam ini, saya pribadi siap untuk menerima penghinaan seperti apapun dari kalian tapi rakyat Libanon, tidak. Saya katakan kepada gerombolan ini menangis bukanlah pekerjaan rakyat ini.
Beliau menambahkan: mereka semua tahu tentang seluruh riwayat hidup saya dan Hisbullah, saya bukanlah seorang bangsawan, bapak dan kakek saya pun bukan. Kami sampai kapanpun tidak akan mengizinkan kehormatan dan kemuliaan kami diinjak-injak, karena kami telah memberikan darah, rumah dan gubuk-gubuk kami untuk membantu rakyat ini.
Beliau di akhir pidatonya menambahkan: saya berharap dengan datangnya bulan suci Ramadhan, akan tercipta kesempatan bagi orang-orang ini untuk melihat hak-hak rakyat tanpa sedikitpun tendensi politik dan mampu melihatnya sampai jauh ke dalam.
Terakhir saya katakan bahwa masa-masa kekalahan telah berakhir dan hari ini adalah hari dimulainya kemenangan rakyat Libanon.[herry p.]
Sumber : www.baztab.com dari ISNA.

Wednesday, October 18, 2006

apa kata pemuka agama kita?

banyak alasan mengapa paus mengeluarkan pernyataan yang kontroversial semacam itu. salah satunya seperti yang diungkapkan oleh bpk. din syamsudin. masing2 alasan tersebut memerlukan argumen yang kuat untuk dapat dituduhkan kepadaPaus. Pak din bilang bahwa Paus tidak memahami Islam, dan Islam disebarkan lewat perang, kemudian Pak Din menanggapi bahwa islam berperang ketika diserang saja. sementara dalam sejarah islam tertulis bahwa penguasaan islam atas persia dan beberapa kawasan afrika dilakukan dengan "penyerangan" yaitu tidak bertahan dan pasif seperti yang di tuduhkan Pak Din. kejadian initerjadi pada masa khalifah umar. di sisi lain Pak Fauzan menyatakan bahwaPaus a historis dan pernyataannya anonim. menurut saya pernyataan pa fauzan ini cukup kabur untuk diarahkan kepada paus tetapi lebih tepat diarahkan kepada pak Din Syamsudin. kenapa? karena pernyataan yang ahistoris justru keluar dari pak Din. saya cukup respect terhadap sensitifitas dan kepedulian pemuka2 agama kita terhadap isu2 yang tidak bagus tentang agamanya, akan tetapi diperlukan pemahaman yang benar juga terhadap agama kita dan analisis yang tajam terhadap isu2 yang dilemparkan.

Thursday, October 12, 2006

pasukan pe be be

betul bahwa resolusi PBB tentang perang libanon adalah untuk menjaga perdamaian pasca perang, tetapi adalah rahasia umum bahwa amerika dan israel serta sekutunya, tidak punya track record yang bagus dalam urusan perjanjian perdamaian atau gencatan senjata. terbukti ketika dilanggarnya gencatan senjata penyerangan israel terhadap libanon beberapa waktu yang lalu.kemudian PBB dan DK nya kenyataannya sekarang berada di bawah ketiak amerika dan kawan-kawannya. maka kemungkinan penguasaan wilayah libanon dan penghancuran Hizbullah dengan cara lain yaitu mengerahkan tentara multinasional untuk membumihanguskan Hizbullah adalah ada dan cukup besar.maka melihat langkah indonesia ke depan adalah cukup strategis bila indonesia mengirimkan tentaranya sebanyak mungkin kalau bisa. dan kekuatan diplomatik indonesia harus segera bergerak demi menciptakan perdamaian dunia ia harus menjalin hubungan dengan negara2 berpotensi mengirimkan pasukannya ke libanon dan bisa diajak kerjasama untuk menghadapai kemungkinan pasukan multinasional menyerang hizbullah dan memperburuk suasana. dalam keadaan yang terburuk tentara indonesia dan tentara negara2 lain yg bekerjasama dengan indonesia utk menciptakan perdamaian dunia harus berhadapan dengan kekuatan apapun yg mengancam perdamaian termasuk dengan tentara multinasional yang dipimpin amerika.jadi kirim saja pak......"

Sunday, October 08, 2006

pidato presiden

apidato ahmadi nejad di pbb..... seandainya presiden kami seberani dia.....
Presiden Republik Islam Iran pada pagi 20 September 2006 waktu Tehran menyampaikan pidato pentingnya di gedung PBB dan mengajak 180 pemimpin Negara-negara dunia untuk mengevaluasi dan mengoreksi PBB dan Dewan Keamanan PBB, dengan alasan kebisuan kedua lembaga ini dalam menyikapi penindasan-penindasan yang dilakukan oleh sebagian kekuatan-kekuatan dunia seperti Amerika dan Inggris.Ahmadi Nejad juga menunjukkan kekhawatirannya terhadap perluasan yang terus menerus arus produksi senjata-senjata atom dan kimia, penjajahan terhadap sebuah bangsa atau negara, merebaknya peperangan-peperangan dan tidak dipatuhinya hak-hak para anggota PBB oleh kekuatan-kekuatan dunia seperti Amerika dan Inggris, dan menganggap ihwal tersebut sebagai halang rintang terpenting yang dihadapi dunia dewasa ini untuk mencapai perdamaian.Ia mengatakan bahwa pelbagai penindasan ini disebabkan oleh kepemilikan sebagian negara atas hak-hak istimewa dan “hak-hak buatan mereka sendiri” di PBB, lebih khususnya lagi di Dewan Keamanan PBB. Selama unsur-unsur pembentuk dan cara kerja PBB belum direvisi, kita tidak bisa berharap ketidakadilan, penindasan dan ancaman di dunia akan berkurang atau bahkan akan musnah.Ahmadi Nejad dalam lanjutan pidatonya yang bernada pertanyaan bagi ketua PBB, berkata: “kenyataan bahwa sebagian kekuatan-kekuatan dunia yang dengan penuh kebanggaan memberitakan keberhasilan mereka dalam menciptakan generasi kedua dan ketiga senjata-senjata atomnya, menimbulkan sekian pertanyaan. Sejatinya apa yang mereka inginkan dari senjata-senjata tersebut? Apakah senjata-senjata mematikan yang ditumpuk di gudang-gudang senjata mereka tersebut adalah untuk menciptakan perdamaian dan demokrasi? Ataukah akan digunakan untuk mengancam negara dan masyarakat lain?Ahmadi Nejad juga menyinggung tentang pembantaian yang terjadi di Irak dan berlanjutnya penjajahan negara ini oleh Amerika dan Inggris, di mana sebelumnya George Bush sebagai pembicara awal di pertemuan ini dengan bangga mengatakan bahwa invasi tentaranya di Irak adalah sebuah upaya penerapan demokrasi. Penjajahan atas Irak oleh Amerika dan sekutunya sudah berlangsung selama 3 tahun dan sampai sekarang masih berlanjut, bahkan di sana tak ada satu haripun yang kosong dari tersungkurnya ratusan orang ke tanah, padahal kenyataan menunujukkan bahwa di Irak sekarang pemerintahan dan majelis secara de jure sudah terbentuk. Selain itu, kendati telah banyak teroris berhasil ditangkap oleh pemerintahan Irak, namun sialnya para penjajah dengan alasan yang macam-macam malah melepaskan mereka. Ahmadi Nejad dalam kesempatan ini juga memperingatkan pemimpin-pemimpin Negara-negara dan para petinggi PBB tentang situasi di Irak sekarang. Ia mengatakan bahwa siapa yang dapat menjamin keamanan di Irak? Apakah Dewan Keamanan PBB mempunyai pengaruh terhadap berlangsungnya keamanan dan perdamaian di Irak? Pada kondisi ketika para penjajah Irak itu sendiri adalah anggota tetap DK PBB sementara hak veto [hak yang tidak sesuai dengan keadilan] pun telah mereka kantongi, lantas apakah mereka dapat menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan masalah ini sembari melihat kenyataan tersebut?Ahmadi Nejad sekali lagi menyinggung masalah mitos holocaust dan mengatakan bahwa para pendiri rejim penjajah Quds [Israel] sudah sedemikian lemahnya, hingga tidak memperbolehkan seorang pun untuk sekedar berbicara tentang masalah tersebut. Namun, dengan semakin jelasnya hakikat keberadaan rejim ini, pada dasarnya rejim Israel sedang menuju kepada kemusnahan, yang pada kenyataannya pun memang telah binasa.Ahmadi Nejad juga menyinggung sebab-sebab lain dari ketidakmampuan DK PBB dalam mengadili para pelaku pemboman 33 hari masyarakat Libanon yang telah menyengsarakan lebih dari 1,5 juta orang tanpa perlindungan, dan juga permasalahan kebisuan DK PBB yang membuat takjub semua orang dalam usaha untuk mencegah kejahatan berdarah yang dilakukan Israel terhadap Negara ini. Ia menambahkan bahwa sebagian anggota DK PBB sedang dalam proses mempersiapkan diri untuk melakukan penyerangan berikutnya sehingga pada saat yang tepat nantinya, melalui cara-cara militerisme mereka akan dapat mencapai tujuan-tujuannya. Semantara kita sekarang ini menyaksikan DK PBB sedang berada di bawah tekanan sebagian anggota-anggotanya sendiri dan kekuatan-kekuatan dunia, bahkan tidak mampu memberlakukan gencatan senjata di awal-awal penyerangan Israel terhadap Libanon. Naifnya lagi, selama berhari-hari DK PBB hanya duduk dan menyaksikan peristiswa-peristiwa menyakitkan menimpa rakyat Libanon. Begitu juga dengan kejadian-kejadian sadis yang terjadi di Qana beberapa kali harus terulang dan mereka hanya bisa duduk dan menonontonnya saja.Di bagian lain pidatonya Ahmadi Nejad menjelaskan urgensi usaha yang sungguh-sungguh untuk mereformasi dan merevisi unsur-unsur pembentuk dan cara kerja PBB dan DK PBB, di mana seharusnya keadilan dan demokrasilah yang mesti berkuasa. Ia pun menghormati keduanya sebagai suatu yang merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota PBB dan merupakan pondasi berdirinya organisasi tersebut. Ia juga menambahkan bahwa keseluruhan anggota PBB dengan definisinya yang membangun dan kerja-kerjanya yang sesuai dengan keadilan dan demokrasi tersebutlah yang akan menjalankan perombakan PBB, khususnya DK PBB yang dalam kondisinya sekarang harus segera di selamatkan.Ahmadi Nejad menegaskan pula bahwa di sisi lain dan dalam waktu yang sesegera mungkin, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam dan Benua Afrika, masing-masing merupakan satu perwakilan yang semestinya dilengkapi kelebihan khusus hak veto, dan mereka harus dipilih sebagai anggota tetap DK PBB, sehingga keadilan yang nantinya dicapai, akan mampu menjadi penghalang bagi terciptanya penindasan di tengah masyarakat dunia.Ahmadi Nejad juga menyinggung tentang dilanggarnya hak-hak organisasi-organisasi internasional oleh DK PBB dan oleh PBB sendiri. Sebagai misal, Ia menjelaskan tentang ketertindasan negaranya dan mengatakna bahwa Iran adalah bagian dari Agen Energi Atom Internasional dan terikat dengan perjanjian-perjanjian NPT, bahkan semua usaha Iran di bidang ini telah terbuka, untuk tujuan damai dan dalam pengawasan para pengawas Agen Energi Atom Internasional, akan tetapi justru negara-negara yang telah memproduksi bahan bakar nuklir dan memanfaatkan energi atom, bahkan sebagian dari mereka memanfaatkan pengetahuan ini untuk tujuan-tujuan yang tidak berorientasi damai, seperti menciptakan bom-bom atom, malah menentang usaha keras rakyat Iran yang bertujuan damai. Anehnya, di sini lain DK PBB bukannya mencegah timbulnya tekanan-tekanan mereka yang tidak beralasan terhadap usaha Iran, tapi justru merubahnya menjadi alat untuk mengancam negara-negara lain. Selain itu, DK PBB juga membiarkan dirinya digunakan sebagai alat oleh sebagian anggota-anggotanya dalam “perang dunia”, bahkan sebagian anggota DK PBB ini adalah salah satu dari pihak yang berperang. Mereka telah menggunakan DK PBB sebagai alatnya supaya dengan mudah mengancam lawan-lawanya. Ironisnya lagi, tekanan terhadap pihak lawan tersebut, justru telah diumumkan oleh DK PBB sendiri.[Herry P]

Saturday, October 07, 2006

picture