Sunday, October 08, 2006

pidato presiden

apidato ahmadi nejad di pbb..... seandainya presiden kami seberani dia.....
Presiden Republik Islam Iran pada pagi 20 September 2006 waktu Tehran menyampaikan pidato pentingnya di gedung PBB dan mengajak 180 pemimpin Negara-negara dunia untuk mengevaluasi dan mengoreksi PBB dan Dewan Keamanan PBB, dengan alasan kebisuan kedua lembaga ini dalam menyikapi penindasan-penindasan yang dilakukan oleh sebagian kekuatan-kekuatan dunia seperti Amerika dan Inggris.Ahmadi Nejad juga menunjukkan kekhawatirannya terhadap perluasan yang terus menerus arus produksi senjata-senjata atom dan kimia, penjajahan terhadap sebuah bangsa atau negara, merebaknya peperangan-peperangan dan tidak dipatuhinya hak-hak para anggota PBB oleh kekuatan-kekuatan dunia seperti Amerika dan Inggris, dan menganggap ihwal tersebut sebagai halang rintang terpenting yang dihadapi dunia dewasa ini untuk mencapai perdamaian.Ia mengatakan bahwa pelbagai penindasan ini disebabkan oleh kepemilikan sebagian negara atas hak-hak istimewa dan “hak-hak buatan mereka sendiri” di PBB, lebih khususnya lagi di Dewan Keamanan PBB. Selama unsur-unsur pembentuk dan cara kerja PBB belum direvisi, kita tidak bisa berharap ketidakadilan, penindasan dan ancaman di dunia akan berkurang atau bahkan akan musnah.Ahmadi Nejad dalam lanjutan pidatonya yang bernada pertanyaan bagi ketua PBB, berkata: “kenyataan bahwa sebagian kekuatan-kekuatan dunia yang dengan penuh kebanggaan memberitakan keberhasilan mereka dalam menciptakan generasi kedua dan ketiga senjata-senjata atomnya, menimbulkan sekian pertanyaan. Sejatinya apa yang mereka inginkan dari senjata-senjata tersebut? Apakah senjata-senjata mematikan yang ditumpuk di gudang-gudang senjata mereka tersebut adalah untuk menciptakan perdamaian dan demokrasi? Ataukah akan digunakan untuk mengancam negara dan masyarakat lain?Ahmadi Nejad juga menyinggung tentang pembantaian yang terjadi di Irak dan berlanjutnya penjajahan negara ini oleh Amerika dan Inggris, di mana sebelumnya George Bush sebagai pembicara awal di pertemuan ini dengan bangga mengatakan bahwa invasi tentaranya di Irak adalah sebuah upaya penerapan demokrasi. Penjajahan atas Irak oleh Amerika dan sekutunya sudah berlangsung selama 3 tahun dan sampai sekarang masih berlanjut, bahkan di sana tak ada satu haripun yang kosong dari tersungkurnya ratusan orang ke tanah, padahal kenyataan menunujukkan bahwa di Irak sekarang pemerintahan dan majelis secara de jure sudah terbentuk. Selain itu, kendati telah banyak teroris berhasil ditangkap oleh pemerintahan Irak, namun sialnya para penjajah dengan alasan yang macam-macam malah melepaskan mereka. Ahmadi Nejad dalam kesempatan ini juga memperingatkan pemimpin-pemimpin Negara-negara dan para petinggi PBB tentang situasi di Irak sekarang. Ia mengatakan bahwa siapa yang dapat menjamin keamanan di Irak? Apakah Dewan Keamanan PBB mempunyai pengaruh terhadap berlangsungnya keamanan dan perdamaian di Irak? Pada kondisi ketika para penjajah Irak itu sendiri adalah anggota tetap DK PBB sementara hak veto [hak yang tidak sesuai dengan keadilan] pun telah mereka kantongi, lantas apakah mereka dapat menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan masalah ini sembari melihat kenyataan tersebut?Ahmadi Nejad sekali lagi menyinggung masalah mitos holocaust dan mengatakan bahwa para pendiri rejim penjajah Quds [Israel] sudah sedemikian lemahnya, hingga tidak memperbolehkan seorang pun untuk sekedar berbicara tentang masalah tersebut. Namun, dengan semakin jelasnya hakikat keberadaan rejim ini, pada dasarnya rejim Israel sedang menuju kepada kemusnahan, yang pada kenyataannya pun memang telah binasa.Ahmadi Nejad juga menyinggung sebab-sebab lain dari ketidakmampuan DK PBB dalam mengadili para pelaku pemboman 33 hari masyarakat Libanon yang telah menyengsarakan lebih dari 1,5 juta orang tanpa perlindungan, dan juga permasalahan kebisuan DK PBB yang membuat takjub semua orang dalam usaha untuk mencegah kejahatan berdarah yang dilakukan Israel terhadap Negara ini. Ia menambahkan bahwa sebagian anggota DK PBB sedang dalam proses mempersiapkan diri untuk melakukan penyerangan berikutnya sehingga pada saat yang tepat nantinya, melalui cara-cara militerisme mereka akan dapat mencapai tujuan-tujuannya. Semantara kita sekarang ini menyaksikan DK PBB sedang berada di bawah tekanan sebagian anggota-anggotanya sendiri dan kekuatan-kekuatan dunia, bahkan tidak mampu memberlakukan gencatan senjata di awal-awal penyerangan Israel terhadap Libanon. Naifnya lagi, selama berhari-hari DK PBB hanya duduk dan menyaksikan peristiswa-peristiwa menyakitkan menimpa rakyat Libanon. Begitu juga dengan kejadian-kejadian sadis yang terjadi di Qana beberapa kali harus terulang dan mereka hanya bisa duduk dan menonontonnya saja.Di bagian lain pidatonya Ahmadi Nejad menjelaskan urgensi usaha yang sungguh-sungguh untuk mereformasi dan merevisi unsur-unsur pembentuk dan cara kerja PBB dan DK PBB, di mana seharusnya keadilan dan demokrasilah yang mesti berkuasa. Ia pun menghormati keduanya sebagai suatu yang merupakan kesepakatan bersama seluruh anggota PBB dan merupakan pondasi berdirinya organisasi tersebut. Ia juga menambahkan bahwa keseluruhan anggota PBB dengan definisinya yang membangun dan kerja-kerjanya yang sesuai dengan keadilan dan demokrasi tersebutlah yang akan menjalankan perombakan PBB, khususnya DK PBB yang dalam kondisinya sekarang harus segera di selamatkan.Ahmadi Nejad menegaskan pula bahwa di sisi lain dan dalam waktu yang sesegera mungkin, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam dan Benua Afrika, masing-masing merupakan satu perwakilan yang semestinya dilengkapi kelebihan khusus hak veto, dan mereka harus dipilih sebagai anggota tetap DK PBB, sehingga keadilan yang nantinya dicapai, akan mampu menjadi penghalang bagi terciptanya penindasan di tengah masyarakat dunia.Ahmadi Nejad juga menyinggung tentang dilanggarnya hak-hak organisasi-organisasi internasional oleh DK PBB dan oleh PBB sendiri. Sebagai misal, Ia menjelaskan tentang ketertindasan negaranya dan mengatakna bahwa Iran adalah bagian dari Agen Energi Atom Internasional dan terikat dengan perjanjian-perjanjian NPT, bahkan semua usaha Iran di bidang ini telah terbuka, untuk tujuan damai dan dalam pengawasan para pengawas Agen Energi Atom Internasional, akan tetapi justru negara-negara yang telah memproduksi bahan bakar nuklir dan memanfaatkan energi atom, bahkan sebagian dari mereka memanfaatkan pengetahuan ini untuk tujuan-tujuan yang tidak berorientasi damai, seperti menciptakan bom-bom atom, malah menentang usaha keras rakyat Iran yang bertujuan damai. Anehnya, di sini lain DK PBB bukannya mencegah timbulnya tekanan-tekanan mereka yang tidak beralasan terhadap usaha Iran, tapi justru merubahnya menjadi alat untuk mengancam negara-negara lain. Selain itu, DK PBB juga membiarkan dirinya digunakan sebagai alat oleh sebagian anggota-anggotanya dalam “perang dunia”, bahkan sebagian anggota DK PBB ini adalah salah satu dari pihak yang berperang. Mereka telah menggunakan DK PBB sebagai alatnya supaya dengan mudah mengancam lawan-lawanya. Ironisnya lagi, tekanan terhadap pihak lawan tersebut, justru telah diumumkan oleh DK PBB sendiri.[Herry P]

0 Comments:

Post a Comment

<< Home